Daftar Blog Saya

  • KIOS LESTARI TANI - *KIOS LESTARI TANI* Kami merupakan usaha dagang yang bergerak dibidang perdagangan umum, antara lain produk-produk Pestisida, Pupuk, Pupuk Organik dan o...
    11 tahun yang lalu

Entri Populer

Minggu, 03 Oktober 2010

Program Mahasiswa Wirausaha

Program Mahasiswa Wirausaha
Bagi Kopertis dan Perguruan Tinggi Swasta
LATAR BELAKANG
Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Maret 2006 menyebutkan bahwa jumlah penduduk miskin di Indonesia pada Maret 2006 sebanyak 39,05 juta atau 17,75 persen dari total 222 juta penduduk. Penduduk miskin bertambah empat juta orang dibanding yang tercatat pada Februari 2005. Angka pengangguran berada pada kisaran 10,8% sampai dengan 11% dari tenaga kerja yang masuk kategori sebagai pengangguran terbuka. Bahkan mereka yang lulus perguruan tinggi semakin sulit mendapatkan pekerjaan karena tidak banyak terjadi ekspansi kegiatan usaha. Dalam keadaan seperti ini maka masalah pengangguran termasuk yang berpendidikan tinggi akan berdampak negatif terhadap stabilitas sosial dan kemasyarakatan.
Kondisi tersebut di atas didukung pula oleh kenyataan bahwa sebagian besar lulusan Perguruan Tinggi adalah lebih sebagai pencari kerja (job seeker) daripada pencipta lapangan pekerjaan (job creator). Hal ini bisa jadi disebabkan karena sistem pembelajaran yang diterapkan di berbagai perguruan tinggi saat ini lebih terfokus pada bagaimana menyiapkan para mahasiswa yang cepat lulus dan mendapatkan pekerjaan, bukannya lulusan yang siap menciptakan pekerjaan. Disamping itu, aktivitas kewirausahaan (Entrepreneurial Activity) yang relatif masih rendah. Entrepreneurial Activity diterjemahkan sebagai individu aktif dalam memulai bisnis baru dan dinyatakan dalam persen total penduduk aktif bekerja. Semakin tinggi indek Entrepreneurial Activity maka semakin tinggi level entrepreneurship suatu negara (Boulton dan Turner, 2005).
Untuk menumbuhkembangkan jiwa kewirausahaan dan meningkatkan aktivitas kewirausahaan agar para lulusan perguruan tinggi lebih menjadi pencipta lapangan kerja dari pada pencari kerja, maka diperlukan suatu usaha nyata. Departemen Pendidikan Nasional telah mengembangkan berbagai kebijakan dan program untuk mendukung terciptanya lulusan perguruan tinggi yang lebih siap bekerja dan menciptakan pekerjaan. Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) dan Cooperative Education (Co-op) telah banyak menghasilkan alumni yang terbukti lebih kompetitif di dunia kerja, dan hasil-hasil karya invosi mahasiswa melalui PKM potensial untuk ditindaklanjuti secara komersial menjadi sebuah embrio bisnis berbasis Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan Seni (Ipteks). Kebijakan dan program penguatan kelembagaan yang mendorong peningkatan aktivitas berwirausaha dan percepatan pertumbuhan wirausaha–wirausaha baru dengan basis IPTEKS sangat diperlukan.
Dengan latar belakang tersebut di atas, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi mengembangkan sebuah Program Mahasiswa Wirausaha (Student Entrepreneur Program) yang merupakan kelanjutan dari program-program sebelumnya (PKM, Co-op, KKU,...) untuk menjembatani para mahasiswa memasuki dunia bisnis rill melalui fasilitasi start-up bussines. Program Mahasiswa Wirausaha (PMW), sebagai bagian dari strategi pendidikan di Perguruan Tinggi, dimaksudkan untuk memfasilitasi para mahasiswa yang mempunyai minat dan bakat kewirausahaan untuk memulai berwirausaha dengan basis ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang sedang dipelajarinya. Fasilitas yang diberikan meliputi pendidikan dan pelatihan kewirausahaan magang, penyusunan rencana bisnis, dukungan permodalan dan pendampingan usaha. Program ini diharapkan mampu mendukung visi-misi pemerintah dalam mewujudkan kemandirian bangsa melalui penciptaan lapangan kerja dan pemberdayaan UKM.
LANDASAN PROGRAM
Pengertian Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku kemampuan seseorang dalam menangani usaha dan atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan, menerapkan cara kerja, teknologi dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh keuntungan yang lebih besar. Kewirausahaan adalah suatu proses kreativitas dan inovasi yang mempunyai resiko tinggi untuk menghasilkan nilai tambah bagi produk yang bermanfaat bagi masyarakat dan mendatangkan kemakmuran bagi wirausahawan. Kewirausahaan itu dapat dipelajari walaupun ada juga orang-orang tertentu yang mempunyai bakat dalam hal kewirausahaan. Strategi pendidikan yang diwujudkan dalam PMW bertujuan membentuk softskill agar berperilaku sesuai karakter wirausaha.
Menurut Drucker (1985) dalam bukunya Innovation and Entrepreneurship mengemukakan perkembangan teori kewirausahaan menjadi tiga tahapan :
1. Teori yang mengutamakan Peluang Usaha. Teori ini disebut teori Ekonomi, yaitu wirausaha akan muncul dan berkembang apabila ada peluang ekonomi.
2. Teori yang mengutamakan Tanggapan orang terhadap Peluang.
a. Teori Sosiologi:
Mencoba menerangkan mengapa beberapa kelompok sosial menunjukkan tanggapan yang berbeda terhadap peluang usaha
b. Teori Psikologi:
Mencoba menjawab
· Karakateristik perorangan yang membedakan wirausaha dan bukan wirausaha
· Karakteristik perorangan yang membedakan wirausaha berhasil dan tidak berhasil
c. Teori Perilaku
Mengutamakan hubungan antara perilaku wirausaha dengan hasilnya, untuk memahami pola perilaku wirausaha. Kewirausahaan dapat dipelajari dan dikuasai, karena kewirausahaan adalah pilihan kerja, pilihan karir.
Dari ketiga teori diatas, mitos/kepercayaan bahwa “orang Indonesia itu tidak dapat menjadi wirausaha dan tidak dapat menjadi manajer” dapat diruntuhkan, karena semua kegiatan dapat dipelajari, dilatihkan, dan dapat dikuasai.
Ciri-ciri seorang wirausaha meliputi :
1. Memiliki rasa percaya diri dan mampu bersikap positif terhadap diri dan lingkungannya
2. Berperilaku pemimpin
3. Memiliki inisiatif, berperilaku kreatif dan inovatif
4. Mampu bekerja keras
5. Berpandangan luas dan memiliki visi ke depan
6. Berani mengambil risiko yang diperhitungkan
7. Tanggap terhadap saran dan kritik
Ciri tersebut dapat diwujudkan dalam berbagai kemampuan seperti dalam memilih jenis usaha, mengelola produksi, mengembangkan pemasaran, meningkatkan pengelolaan keuangan dan permodalan, mengorganisasikan dan mengelola kelompok usaha, dan mengembangkan jalinan kemitraan usaha.
TUJUAN DAN MANFAAT PROGRAM
TUJUAN :
1. Menumbuhkan motivasi berwirausaha di kalangan mahasiswa
2. Membangun sikap mental wirausaha yakni percaya diri, sadar akan jati dirinya, bermotivasi untuk meraih suatu cita-cita, pantang menyerah, mampu bekerja keras, kreatif, inovatif, berani mengambil risiko dengan perhitungan, berperilaku pemimpin dan memiliki visi ke depan, tanggap terhadap saran dan kritik, memiliki kemampuan empati dan keterampilan sosial.
3. Meningkatkan kecakapan dan ketrampilan para mahasiswa khususnya sense of business.
4. Menumbuhkembangkan wirausaha-wirausaha baru yang berpendidikan tinggi
5. Menciptakan unit bisnis baru yang berbasis ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.
6. Membangun jejaring bisnis antarpelaku bisnis, khususnya antara wirausaha pemula dan pengusaha yang sudah mapan.
MANFAAT :
1. Bagi Mahasiswa :
a. Memberikan kesempatan untuk terlibat langsung dengan kondisi dunia kerja guna meningkatkan soft skill nya.
b. Memberikan kesempatan langsung untuk terlibat dalam kegiatan nyata di UKM guna mengasah jiwa wirausaha.
c. Menumbuhkan jiwa bisnis (sense of business) sehingga memiliki keberanian untuk memulai usaha didukung dengan modal yang diberikan dan pendampingan secara terpadu.
2. Bagi UKM :
a. Mempererat hubungan antara UKM dengan dunia kampus.
b. Memberikan akses terhadap informasi dan teknologi yang dimiliki perguruan tinggi
3. Bagi Perguruan Tinggi :
a. Meningkatkan kemampuan perguruan tinggi dalam pengembangan pendidikan kewirausahaan
b. Mempererat hubungan antara dunia akademis dan dunia usaha, khususnya UKM
c. Membuka jalan bagi penyesuaian kurikulum yang dapat merespons tuntutan dunia usaha
d. Menghasilkan wirausaha-wirausaha muda pencipta lapangan kerja dan calon pengusaha sukses masa depan.
KONSEP PROGRAM
1. Kedudukan
PMW merupakan bagian dari sistem pendidikan yang ada di perguruan tinggi. Dengan demikian, PMW harus terintegrasi dengan pendidikan kewirausahaan yang sudah ada. PMW hendaknya disinergikan dengan program-program yang sudah ada, antara lain, Program Kreativitas Mahasiswa (PKM), Program Coop, Kuliah Kerja Usaha (KKU) dan program kewirausahaan lain.
2. Mekanisme
Perguruan tinggi pelaksana program melakukan sosialisasi kepada para mahasiswa, identifikasi dan seleksi mahasiswa, pembekalan kewirausahaan, penyusunan rencana bisnis sambil magang di sebuah UKM. Mahasiswa yang pernah mengikuti program magang kewirausahaan (Program Coop, KKU, dan program kewirausahaan lain) dapat dibebaskan dari kewajiban magang.
Untuk mendapatkan dukungan permodalan dalam rangka pendirian usah baru (business start-up) mahasiswa harus menyusun rencana bisnis yang layak. Kelayakan recana bisnis ditentukan oleh tim penyeleksi yang terdiri dari unsur perbankan, UKM, dan perguruan tinggi pelaksana. Selama program berjalan perguruan tinggi bekerja sama dengan para pengusaha, baik UKM, koperasi maupun perusahaan besar. Pengusaha dilibatkan secara aktif untuk memberikan bimbingan praktis wirausaha, mulai dari pendidikan dan pelatihan, magang, penyusunan rencana bisnis, dan pendampingan terpadu. Harus dihindari terjadinya persaingan yang tidak sehat antara mahasiswa dan UKM pendamping. Diperlukan terjadinya sinergi atau komplementaritas antara jenis usaha yang dikembangkan mahasiswa tersebut dan jenis usaha UKM pendamping.
Pendirian usaha baru dapat dilakukan secara individual atau pun secara berkelompok dengan jumlah anggota maksimal 5 orang. Jumlah modal kerja yang disediakan untuk pendirian usaha maksimal Rp8.000.000,00 (delapan juta rupiah) permahasiswa. Pelaksanaan pendampingan pasca magang dilakukan baik oleh UKM pendamping maupun Perguruan Tinggi pelaksana selama kurang lebih 9 bulan.
Hasil akhir yang diharapkan adalah (1) terbentuknya wirausaha baru yang berpendidikan tinggi, dan (2) berkembangnya lembaga pengembangan pendidikan kewirausahaan.
3. Persyaratan bagi mahasiswa
Program ini dapat diikuti oleh mahasiswa S1 yang telah menyelesaikan kuliah 4 semester atau minimal telah menempuh 80 SKS dan mahasiswa program diploma dan politeknik yang telah menyelesaikan kuliah 3 semester atau minimal telah menempuh 60 SKS. Mahasiswa yang telah memenuhi syarat di atas harus menempuh seleksi yang meliputi minat, motivasi berwirausaha dan soft skills yang lain. Seleksi dilakukan oleh tim yang profesional.
4. Kriteria dan Seleksi Perguruan Tinggi Pelaksana
4.1. Kriteria
a. Kriteria Perguruan Tinggi Pengusul
i. Telah terakreditasi oleh BAN PT minimal B
ii. Evaluasi Program Studi Berbasis Evaluasi Diri (EPSBED) minimal 80%
iii. Komitmen pimpinan perguruan tinggi untuk mendukung pelaksanaan PMW dalam bentuk dana pendamping
iv. Pengalaman menyelenggarakan program-program kewirausahaan
v. Tidak sedang melakukan pelanggaran terhadap peraturan pendidikan
b. Kriteria Proposal
i. Kesiapan rencana pelaksanaan
ii. Kejelasan mekanisme pelaksanaan
iii. Ketersediaan fasilitas dan SDM pendukung
iv. Kejelasan indikator keberhasilan
4.2. Prosedur Penseleksian dan Pendanaan
a. Setiap perguruan tinggi mengajukan usulan PMW ke Kopertis
b. Kopertis menseleksi dan memutuskan perguruan tinggi sebagai pelaksana PMW berdasarkan kriteria tersebut di atas
c. Jumlah perguruan tinggi penerima PMW 3 sampai 4 perguruan tinggi, yang ditetapkan oleh Kopertis
d. Kopertis menyalurkan dana kepada perguruan tinggi yang ditetapkan sebagai pelaksana PMW
e. Setiap kopertis mendapatkan dana Rp1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah) dengan alokasi:
i. Pengelolaan program tingkat kopertis 10%
ii. pelaksanaan program 90% diserahkan kepada perguruan tinggi

PELAKSANAAN DAN SKEMA PEMBIAYAAN
PELAKSANAAN :
Pelaksanaan program dirancang untuk jangka waktu satu tahun (12 bulan) yang dibagi menjadi tiga tahapan yaitu tahapan persiapan, pembekalan dan pelaksanaan program. Sebelum pelaksanaan program Kopertis mengadakan pertemuan dengan Perguruan Tinggi pelaksana program berkaitan dengan teknis pelaksanaan dan pemanfaatan dana.
1. Tahap Persiapan meliputi (1-2 bulan) :
a. Sosialisasi program kepada para mahasiswa
b. Identifikasi dan Seleksi mahasiswa peserta program
c. Penyiapan tim pelaksana dan materi pembekalan
2. Tahap Pembekalan (2-3 bulan):
a. Pendidikan dan pelatihan kewirausahaan
b. Penyusunan rencana bisnis (business plan)
c. Seleksi rencana bisnis yang dilakukan dengan melibatkan pihak ketiga (perbankan, perusahaan).
d. Magang ke UKM
3. Tahap Pelaksanaan (6-9 bulan):
a. Mahasiswa atau kelompok mahasiswa memulai bisnis (start-up business) baru yang dipilih sesuai dengan rencana bisnisnya.
b. Pencairan modal kerja
c. Pendampingan terpadu oleh tim Pembina/pembimbing dari perguruan tinggi dan UKM guna membantu berbagai kesulitan yang dihadapi. Pendampingan perlu secara berkelanjutan dan tidak tergantung tahun anggaran, hal ini untuk membantu keberhasilan program.
d. Monitoring dan Evaluasi program.
SKEMA PEMBIAYAAN
Pembiayaan program berasal dari Pemerintah dengan alokasi antara lain untuk
1. Pengelolaan program oleh Perguruan Tinggi (10%), meliputi antara lain :
a. Sosialisasi program kepada Mahasiswa dan pengusaha UKM
b. Seleksi Mahasiswa
c. Seleksi UKM mitra
d. Lokakarya-lokakarya
e. Monitoring (sedang dan pasca magang)
f. Kesekretariatan (ATK)
g. Evaluasi pelaksanaan program
2. Pendidikan dan pelatihan Kewirausahaan serta Magang (20%), meliputi :
a. Pelatihan Kewirausahaan
b. Seleksi Rencana Bisnis (Business Plan)
c. Pendampingan oleh Mentor Perguruan Tinggi (9 bulan)
d. Pendampingan usaha oleh UKM (9 bulan)
3. Penyediaan modal kerja untuk memulai bisnis (start-up business) sebesar 70% yang besarnya maksimum 8 juta/mahasiswa, atau berkelompok yang terdiri dari 3 – 5 orang/kelompok dengan dana maksimum 40 juta/kelompok usaha. Besarnya dana tergantung pada jenis usaha dan rencana bisnis yang diajukan mahasiswa.
Setiap perguruan tinggi dituntut untuk lebih kreatif dalam pemanfaatan dana secara efektif dan efisien. Sebagai bahan evaluasi keberlanjutan dukungan program dari pemerintah untuk tahun-tahun berikutnya, perguruan tinggi yang paling efisien dalam penggunaan dana dan dengan jumlah mahasiswa peserta program yang lebih banyak terlibat akan mendapatkan nilai lebih dan prioritas.
Skema penyediaan modal kerja dan mekanisme pencairan dana kepada para mahasiswa diatur secara tersendiri oleh perguruan tinggi pengelola program. Untuk menunjang keberlanjutan program dan modal kerja yang telah diberikan, maka setelah bulan ke-7 mahasiswa peserta program diwajibkan memulai melaporkan perkembangan usahanya secara lebih terperinci kepada perguruan tinggi pengelola program.
KEBERLANJUTAN PROGRAM
Untuk lebih menjamin keberhasilan dan keberlanjutan PMW, perguruan tinggi pelaksana harus mempunyai lembaga yang tugas pokok dan fungsinya (Tupoksi) mengelola (perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan dan evaluasi) dan mengembangkan (penelitian dan pengembangan) program-program pendidikan kewirausahaan bagi mahasiswa serta program lain yang terkait dengan hubungan antar lembaga. Lembaga dimaksud dapat bersifat formal struktural ataupun fungsional yang bertanggung jawab langsung kepada pimpinan perguruan tinggi. Keberadaan kelembagaan yang bertanggungjawab atas program-program pendidikan kewirausahaan merupakan salah satu pertimbangan penting bagi Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi untuk memberikan dukungan kepada Perguruan Tinggi yang bersangkutan. PIHAK YANG TERLIBAT DAN PERAN MASING-MASING
1. Kopertis, melakukan:
a. Sosialisasi kepada perguruan tinggi
b. Seleksi perguruan tinggi pengusul
c. Penetapan perguruan tinggi pelaksana
d. Penyaluran dana PMW
e. Monitoring dan evaluasi PMW
2. Perguruan Tinggi, sebagai pengelola program, melakukan :
a. Sosialisasi program kepada mahasiswa dan UKM
b. Identifikasi dan seleksi mahasiswa dan UKM
c. Kegiatan pembekalan kewirausahaan
d. Kegiatan monitoring dan evaluasi program
e. Pelaporan kegiatan
3. Mahasiswa peserta PMW wajib:
a. Mengikuti seleksi
b. Mengikuti pembekalan
c. Melaksanakan magang di UKM
d. Menyusun rencana bisnis
e. Mendirikan dan menjalankan usaha
f. Menandatangani perjanjian dengan perguruan tinggi pelaksana untuk memberikan bantuan modal kerja bagi mahasiswa PMW selanjutnya
g. Membuat laporan reguler mengenai perkembangan usaha
4. Dosen / Mentor melakukan:
a. Pendampingan
b. Mediasi antara UKM dan mahasiswa
c. Monitoring dan evaluasi kegiatan mahasiswa
d. Konsultasi mahasiswa
5. Pengusaha:
a. Melakukan bimbingan dan pendampingan usaha secara praktis
b. Memberikan saran-saran pengembangan usaha
6. Pemerintah Daerah cq. dinas yang membidangi koperasi dan UKM:
a. Memfasilitasi pelaksanaan PMW
b. Membantu mahasiswa peserta PMW dalam memulai dan mengembangkan usaha baik dari segi teknis, manajemen, informasi pasar, perijinan, dsb.
c. Memfasilitasi pengembangan jejaring bisnis
INDIKATOR KEBERHASILAN PROGRAM
Keberhasilan program dapat dilihat dari beberapa indikator : Mahasiswa Wirausaha 1. memiliki pengetahuan dan keterampilan kewirausahaan2. memiliki sikap mental wirausaha3. memiliki jejaring bisnis
Unit Bisnis1. meningkatnya jangkauan pasar 2. dipertahankannya kelancaran cash flow 3. meningkatnya jumlah dan kualitas tenaga kerja4. meningkatnya omzet dan asset5. meningkatnya jumlah dan variasi inventori
Perguruan Tinggi1. jumlah mahasiswa yang terlibat di dalam PMW2. jumlah mahasiswa wirausaha yang memulai bisnis3. jumlah unit bisnis yang berhasil diciptakan4. keberlanjutan program5. jumlah pengusaha yang terlibat dan tingkat kepuasan mereka terhadap pelaksanaan PMW6. efektifitas dan efisiensi penggunaan dana7. eksistensi lembaga pengembangan pendidikan kewirausahaan


MONITORING DAN EVALUASI
Ditjen DIKTI melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan PMW yang dilakukan perguruan tinggi pelaksana dan Kopertis baik melalui laporan maupun tinjauan lapang.
PENUTUP Demikian panduan ini disusun sebagai acuan umum bagi Kopertis dan perguruan tinggi untuk mengembangkan Program Mahasiswa Wirausaha di Indonesia. Petunjuk teknis pelaksanaan PMW ditetapkan oleh perguruan tinggi pelaksana.Jakarta, 15 November 2008

Sabtu, 02 Oktober 2010

PENGENDALIAN HAMA TERPADU PADA WERENG COKLAT

Wereng coklat yang baru menetas sebelum menjadi dewasa melewati 5 tahap pertumbuhan nimfa (instar) yang dibedakan menurut ukuran tubuh dan bentuk bakal sayapnya. Serangga muda itu disebut nimfa.

Periode nimfa berkisar antara 12-15 hari. Hal penting yang perlu diperhatikan yaitu periode telur lebih dari separuh periode nimfa. Oleh karena telur wereng coklat diletakkan dalam jaringan pelepah daun, maka telur tidak dipengaruhi oleh aplikasi insektisida.

 

Menurut ukuran sayapnya wereng coklat dewasa terdiri dari dua bentuk, yaitu bentuk bersayap panjang (makroptera) dan bentuk bersayap pendek (Brakhiptera).

Pemunculan kedua bentuk tersebut antara lain dipengaruhi oleh kepadatan populasi. Bentuk makroptera dapat terbang sehingga merupakan bagian populasi yang berfungsi untuk menemukan tempat hidup baru. Perpindahan wereng coklat jarak jauh dapat terjadi dengan bantuan angin.

 

Beberapa hari setelah kawin wereng coklat betina mulai bertelur, puluhan butir telur sehari. Selama hidupnya, seekor wereng coklat betina di Laboratorium dapat menghasilkan telur sampai 1000 butir. Tetapi karena adanya pengaruh lingkungan, kemampuan bertelur di lapangan hanya mencapai 100-600 butir. Lama hidup makroptera migran kurang dari 5 hari dan masa hidup Brakhiptera betina berkisar antara 5-9 hari. Di daerah tropis, satu generasi wereng coklat berlangsung sekitar satu bulan. Siklus hidup wereng coklat tercantum dalam gambar 4 di bawah ini.

BUDIDAYA TANAMAN KOPI

BUDIDAYA TANAMAN KOPI


I. Pendahuluan
Tanaman kopi merupakan komoditi ekspor yang cukup menggembirakan karena mempunyai nilai ekonomis yang relative tinggi di pasaran dunia, di samping itu tanaman kopi ini adalah salah satu komoditas unggulan yang dikembangkan di Jawa Barat.
Tanaman kopi jenis arabika sat ini mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi dibandingkan dengan kopi Robusta yang mana pada tahun 1990 harga kopi Arabika 1,85 U$D/Kg, sedangkan kopi Robusta 0,83 U$D/Kg.
Faktor-faktor yang mempengaruhi penurunan harga kopi Robusta di pasaran dunia antara lain :
1. Kelangkaan pasok jenis kopi Arabika. 
2. Kopi robusta mengalami over supply.
3. Penggunaan kopi Robusta semakin tinggi.
4. Situasi pasaran dunia untuk jenis Robusta menurun sehingga ICO melakukan pemotongan kuota sebanyak 2 kali lipat dalam setahun.
Dari hal tersebut perlu adanya usaha pemilihan jenis kopi yang mempunyai nilai ekonomis dan rasa yang relatif baik serta yang tahan terhadap penyakit karat daun.  
Usaha untuk merebut peluang pasar kopi antara lain dengan Pengembangan tanaman kopi Arabika melalui kegiatan peremajaan, peluasan dan rehabilitasi tanaman kopi dari kopi Robusta menjadi kopi Arabika.

II. Pengertian
1. Peremajaan
Peremajaan adalah usaha menggantikan tanaman yang secara ekonomis tidak menguntungkan lagi karena produktivitasnya rendah sehingga perlu diganti dengan yang baru dan dapat menghasilkan produktivitas yang tinggi.
2. Perluasan 
Kegiatan perluasan adalah menanam tanaman kopi di areal baru yang lingkungannya sesuai dengan persyaratan untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman kopi.
3. Rehabilitasi 
Rehabilitasi kebun adalah kegiatan untuk memulihkan kondisi kebun ke keadaan yang lebih baik, sehingga produktivitasnya meningkat. Rehabilitasi tanaman ditujukan pada populasi tanaman yang telah berkurang karena kesalahan kultur teknis, serangan hama dan penyakit serta kekeringan yang akan akan mengakibatkan produktivitas tanaman per hektar rendah atau tidak menguntungkan untuk diusahakan.
III. Budidaya Tanaman Kopi Arabika
Pada dasarnya untuk usahatani dan budidaya kopi arabika melalui kegiatan Perluasan, Peremajaan dan Rehabilitasi adalah sama seperti pada kegiatan penanaman baru, yaitu :
1. Syarat Tumbuh
• Lokasi
 Letaknyas terisolir dari pertanaman kopi varietas lain ± 100 meter.
 Lahan bebas hama dan penyakit
 Mudah pengawasan

• Tanah
 PH tanah : 5,5 – 6,5
 Top Soil : Minimal 2 %.
 Strukrur tanah : Subur, gembur ke dalaman relative > 100 cm.
• Iklim
 Tinggi tempat : 800 – 2000 m dpl
 Suhu : 15º C - 25º C.
 Curah hujan : 1.750 – 3000 mm/thn
 Bulan kering 3 bulan
2. Bahan Tanaman
Untuk perbanyakan tanaman di lapangan diperlukan Bibit Siap Salur dengan kriteria sebagai berikut :
 Sumber benih : Harus berasal dari kebun induk atau 
  perusahaan yang telah ditunjuk.
 Umur bibit : 8 -12 bulan
 Tinggi : 20 -40 cm
 Jumlah minimal daun tua : 5 – 7
 Jumlah cabang primer : 1
 Diameter batang : 5 – 6 cm
Kebutuhan bibit/ha
• Jarak tanam : 1,25 m x 1,25 m
• Populasi : 6.400 tanaman
Untuk sulaman : 25 %
3. Penanaman
a. Jarak Tanam
Sistem jarak tanam untuk kopi arabika antara lain :
 Segi empat : 2,5 x 2,5 m
 Pagar : 1,5 x 1,5 m
 Pagar ganda : 1,5 x 1,5 x 3 cm
b. Lobang Tanam
 Harus dibuat 3 bulan sebelum tanam.
 Ukuran lubang 50 x 50 x 50 cm, 60 x 60 x 60 cm, 75 x 75 x 75 cm atau 1 x 1 x 1 m untuk tanah yang berat.
 Tanah galian diletakan di kiri dan kanan lubang.
 Lubang dibiarkan terbuka selama 3 bulan.
 2 -4 minggu sebelum tanam, tanah galian yang telah dicampur dengan pupuk kandang yang masak sebanyak 15/20 kg/lubang, dimasukkan kembali ke dalam lubang.
 Tanah urugan jangan dipadatkan.
c. Penanaman
 Penanaman dilakukan pada musim hujan
 Leher akar bibit ditanam rata dengan permukaan tanah.
4. Pemeliharaan
a. Penyiangan
• Membersihkan gulma di sekitar tanaman kopi.
• Penyiangan dapat dilakukan bersama-sama dengan penggemburan tanah
• Untuk tanaman dewasa dilakukan 2 x setahun
b. Pohon Pelindung
• Penanaman pohon pelindung
 Tanaman kopi sangat memerlukan naungan untuk menjaga agar tanaman kopi jangan berbuah terlalu banyak sehingga kekuatan tanaman cepat habis.
 Pohon pelindung ditanam 1 – 2 tahun sebelum penaman kopi, atau memanfaatkan tanaman pelindung yang ada.
 Jenis tanaman untuk pohon pelindung antara lain lamtoro, dadap, sengon, dll.

• Pengaturan pohon pelindung
 Tinggi pencabangan pohon pelindung diusahakan 2 x tinggi pohon kopi
 Pemangkasan pohon pelindung dilakukan pada musim hujan.
 Apabila tanaman kopi dan pohon pelindung telah cukup besar, pohon pelindung bisa diperpanjang menjadi 1 : 2 atau 1 : 4.
c. Pemangkasan Kopi
• Pangkasan Bentuk
 Tinggi pangkasan 1,5 – 1,8 m
 Cabang primer teratas harus dipotong tinggi 1 ruas
 Pemangkasan dilakukan di akhir musim hujan
• Pangkasan Produksi
 Pembuangan tunas wiwilan (tunas air) yang tumbuh ke atas.
 Pembuangan cabang cacing dan cabang balik yang tidak menghasilkan buah.
 Pembuanagn cabang-cabang yang terserang hama penyakit.
 Pemangkasan dilakukan 3 – 4 kali setahun dan dikerjakan pada awal musim hujan.
• Pangkasan Rejupinasi (pemudaan)
 Ditujukan pada tanaman yang sudah tua dan produksinya sudah turun menurun
 Pada awal musim hujan, batang dipotong miring setinggio 40 – 50 cm dari leher akar. Bekas potongan dioles dengan aspal.
 Tanah disekeliling tanaman dicangkul dan dipupuk
 Dari beberapa tunas yang tumbuh pelihara 1 -2 tunas yang pertumbuhannya baik dan lurus ke atas.
 Setelah cukup besar, disambung dengan jenis yang baik dan produksinya tinggi.

5. Pemupukan
a. Dosis pemupukan kopi per pohon adalah :
• Umur 1 tahun : 50 gr Urea, 40 gr TSP, dan 40 gr KCL.
• Umur 2 tahun : 100 gr Urea, 80 gr TSP, dan 80 gr KCL.
• Umur 3 tahun : 150 gr Urea, 100 gr TSP, dan 100 gr KCL.
• Umur 4 tahun : 200 gr Urea, 100 gr TSP, dan 100 gr KCL.
• Umur 5-10 tahun : 300 gr Urea, 150 gr TSP, dan 240 gr KCL.
• Umur 10 thn keatas : 500 gr Urea, 200 gr TSP, dan 320 gr KCL.
b. Pupuk diberikan dua kali setahun yaitu awal dan akhir musim hujan masing-masing setengah dosis.
c. Cara pemupukan dengan membuat parit melingkar pohon sedalam ± 10 cm, dengan jarak proyek tajuk pohon (± 1 m)

6. Pengendalian Hama Penyakit.
a. Hama
• Hama Bubuk Buah
 Penyebab adalah sejenis kumbang kecil
 Menyerang buah muda dan tua
 Pengendalian dengan mekanis yaitu dengan mengumpulkan buah-buah yang terserang, secara kultur teknis dengan penjarangan naungan dan tanaman sedangkan secara chemis dengan Insektisida Dimecron 50 SCW, Tamaron, Argothion, Lebaycide, Sevin 85 S dengan dosis 2 cc / liter air.
• Bubuk Cabang (Xyloborus moliberus)
 Menyerang/menggerek cabang dan ranting kecil 3 – 7 dari pucuk kopi.
 Daun menjadi kuning dan rontok kemudian cabang akan mongering.
 Pengendalian sama seperti pada hama bubuk buah.
b. Penyakit
Penyakit Karat Daun
 Penyebab adalah sejenis Cendawan.
 Tanda serangan ada bercak-bercak merah kekuningan pada bagian bawah daun, sedangkan di permukaan daun ada bercak kuning. Kemudian daun gugur, ujung cabang muda kering dan buah kopi menjadi hitam kering dan kualitas tidak baik selanjutnya tanaman akan mati.
 Pengendalian secara kultur teknis dengan menanam jenis kopi arabika yang tahan sepertio S 333, S 288 dan S 795 serta menjaga agar kondisi FungisidaDithane M-45 dengan dosis 2 gr/liter air.
c. Panen
• Kopi Arabika mulai berbuah pada umur 4 tahun.
• Petik buah yang betul masak dengan warna merah, tua agar menghasilkan kopi yang berkualitas.
• Pada waktu panen (pemetikan) agar berhati-hati supaya tidak ada bagian pohon/cabang/ranting) yang rusak.

Kamis, 03 Juni 2010

perhitungan dosis pupuk

SEBELUM MEMPELAJARI INI SEBAIKNYA ANDA BERDOA TERLEBIH DAHULU

  1. Perhitungan dosis pupuk saat pemupukan di lahan :

Diketahui : Dosis pupuk 300 kg urea

Dosis pupuk 300kg SP-36

Dosis pupuk 200kg KCl

Luas areal 2 m X 2.5m: jarak tanam 20 cm X 20cm.

Ditanya : berapa dosis pupuk per petak

Jawab :

Pupuk yang dibutuhkan untuk Urea :

300 kg / ha = 300000 gr / 10000 m2 X 5m2 = 150 gr urea / petak

1/3 Urea = 1/3 X 150 gr urea/ petak = 50 gr urea/ petak

Pupuk yang dibutuhkan SP 36 :

300 kg / ha = 300000 gr / 10000 m2 X 5m2 = 150 gr SP-36 / petak

1/1 SP-36 = 1/1 X 150 gr urea/ petak =150 gr SP-36/ petak

Pupuk yang dibutuhkan (untuk KCl pupuk) :

200 kg / ha = 200000 gr / 10000 m2 X 5 m2 = 100 gr / petak

1/1 KCl = 1/1 X 100 gr KCl/ petak = 100 gr KCl / petak

  1. Perhitungan dosis pupuk secara teoritis :

Diketahui : Dosis pupuk 300 kg urea

Dosis pupuk 300kg SP-36

Dosis pupuk 200kg KCl

Luas areal 2m X 2.5m, Jarak tanam 20 cm X 20 cm.

Ditanya : berapa dosis pupuk per petak?

Jawab :

Pupuk yang dibutuhkan untuk Urea :

300 kg / ha = 300000 gr / 10000 m2 X 5m2 = 150 gr urea / petak

Urea : 46 %

100 / 46 X 150 gr = 326.09 gr urea / petak

Pupuk yang dibutuhkan SP 36 :

300 kg / ha = 300000 gr / 10000 m2 X 5m2 = 150 gr SP-36 / petak

SP-36 : 36 %

100 / 36 X 150 gr = 416.67 gr SP-36 / petak

Pupuk yang dibutuhkan (untuk KCl pupuk) :

200 kg / ha = 200000 gr / 10000 m2 X 5 m2 = 100 gr / petak

KCl : 60 %

100 / 60 X 100 gr = 166.67 gr KCl / petak